[Kisah Nyata] Misteri Kantor Biru

Sebelumnya perlu ditegaskan dulu, kalau ini memang bener-bener kisah nyata. Tapi untuk menjaga privasi, aku gunain nama samaran untuk orang-orang yang bersangkutan. Sebut saja namaku Aurora Nadya Logo Google Doodle 14 Februari 2013 (bagus amat namanya, hahaha). Aku bekerja di sebuah kantor di Jogja, tepatnya di jalan Timoho. Teman-temanku banyak, ada Aprilia, Reno, Bagus, Dani, Gadis, Tania, Delia, Randy (sebenernya pemilik nama udah request namanya diganti jadi Ronald, tapi kayaknya terlalu keren 😀), Nola, Mas Bimo, dan masih banyak lagi (semua nama samaran loh). Yang akan aku ceritakan di sini bukan tentang aku dan teman-temanku, maupun tentang pekerjaan kami, tapi tentang misteri yang ternyata telah lama tersembunyi di kantor kami…

Bagian 1

Cerita berawal ketika ada karyawan baru yang masuk ke kantor kami. Emy, bagian Desain Grafis. Awalnya dia hanya menceritakan keanehan-keanehan yang dia rasakan selama di kantor ini. Katanya dia sering melihat sesosok bayangan hitam berbadan besar, atau merasa selalu ada yang mengawasi ketika dia shalat di mushola kantor. Dan dia hanya berani curhat ke Mas Bimo. Kami sih awalnya berpikir, mungkin memang Emy yang sensitif terhadap hal-hal semacam itu, toh sebenarnya di semua tempat pasti ada makhluk tak kasat mata. Kami masih santai menanggapinya –kecuali yang penakut—

Kantor kami kebetulan menerapkan sistem shift dalam jadwal masuk kerja, namun tidak semua karyawan masuk jadwal shift. Jadi ada yang masuk pagi sampai sore, ada yang masuk siang sampai malam. Jadwal paling malam adalah jam 9, dan jumlah personilnya 2-3 orang. Waktu itu, Randy jadwal malam bersama Aprilia dan Delia. Karena pantry berada di bagian belakang kantor, otomatis harus melewati kamar mandi, beberapa ruang kosong, serta taman untuk sekedar mengambil air minum. Perlu dijelaskan bahwa kantor kami lumayan luas, bentuknya juga memanjang ke belakang, namun banyak ruangan di bagian belakang yang tidak terpakai. Sewaktu Randy mengambil air minum, ketika mau kembali ke ruangan depan, tiba-tiba dia mendengar suara mobil yang dinyalakan. Anehnya, suara mobil itu terdengar berasal dari arah gudang belakang. Sedangkan, mana mungkin ada mobil yang dihidupkan dari dalam sana? Karena mulai merinding, Randy tidak jadi mendekati gudang dan segera kembali ke ruangan depan.

Beberapa hari kemudian, cerita tentang suara mobil di gudang mulai mereda. Giliran Aprilia jadwal malam bersama Delia dan Dani. Kebetulan Aprilia memang yang paling penakut di antara anak-anak sekantor. Bahkan kadang ke kamar mandi minta diantar dan ditunggui di depan pintu. Tetapi karena waktu itu tidak ada yang bersedia mengantar, akhirnya dia ke kamar mandi sendirian. Awalnya masih aman, tapi tiba-tiba ada suara anak kecil yang memanggil, “mbak… mbak…” suaranya seperti tepat di bawah jendela kamar mandi. Aprilia langsung teriak-teriak minta tolong. Delia langsung menghampiri dan menunggu di depan pintu kamar mandi sampai Aprilia keluar dari kamar mandi.

Semenjak kejadian itu, kami mulai curiga. Kejadian-kejadian aneh mulai bermunculan. Dan kejadian selanjutnya, lagi-lagi Randy yang harus mengalami. Randy jadwal malam bareng Aprilia, hanya berdua. Tetapi kebetulan malam itu terjadi sedikit keributan kecil di depan kantor. Keributan masalah apa, dan siapa yang sedang ribut, tidak perlu disebutkan di sini. Mungkin entah karena ‘Mbak Cantik’ penunggu kantor kurang terima jika ada keributan di sini, Randy yang kena getahnya. Sewaktu dia mengambil minum ke pantry, ketika dia menoleh ke belakang, tiba-tiba muncul sesosok wanita, berbaju putih panjang, agak lusuh, rambut panjang, dan dia sedang melihat ke arah Randy. Sekuat tenaga Randy berlari, dan setiba sampai dalam ruangan, segera dia mengunci pintu (hahaha… namanya orang panik, nggak kepikiran kali ya kalo’ hantu bisa nembus tembok :D). Aprilia ikutan panik. Dia sadar ada sesuatu yang terjadi, tapi dia sendiri tidak berani menanyakan. Akhirnya mereka menghabiskan jam malam dengan ketakutan yang entah seperti apa rasanya. Sebenarnya Randy bukan seorang yang penakut, terbilang berani malah. Tapi karena saking hausnya, dan setelah apa yang dia alami barusan, akhirnya dengan amat terpaksa, Randy dan Aprilia bergandengan sedemikian eratnya, berjalan beriringan menuju pantry, untuk mengambil minum.

Paginya, cerita itu langsung menggegerkan kantor. Karena penasaran, akhirnya kami menanyakan hal tersebut kepada Mas Argo, Office Boy di kantor kami. Dari situlah kami mendapatkan banyak informasi yang mencengangkan. Bahwa ternyata kantor ini memang ‘angker’. Banyak warga sekitar yang sudah mengetahui hal tersebut. Mulai dari satpam yang pernah melihat Mas Argo berjalan menuju pantry jam 3 pagi, dan ketika diikuti, dia menghilang. Ada juga cerita dari bapak penjual bensin depan kantor, yang sering melihat para ‘penghuni gaib’ kantor ini. Diceritakan juga tentang seorang wanita penghuni bangunan ini beberapa tahun lalu (sebelum menjadi kantor), yang akhirnya meninggal karena kaget dan terpeleset di kamar mandi setelah melihat penampakan hantu (mungkin ibu itu lupa baca doa waktu masuk kamar mandi kali ya).

Dari situ kami mulai menyadari, berbagai kejadian aneh yang kami alami bukanlah sebuah kebetulan semata. Semua ini pasti ada hubungannya. Kami ingin mencari tahu tentang semua ini (kalimat tentang mencari tahu itu sebenernya biar keliahatan keren aja, biar kaya film-film horor gitu. Tapi sebenernya sih kita mending nggak tau apa-apa deh. Tapi penasaran juga sih, dikit 😀). Entah kejadian-kejadian apa lagi yang akan kami alami di kantor ini, kantor yang penuh misteri

Bagian 2

Hari ini, Pak Sudiro, pemilik tanah dari kantor yang kami tempati ini, datang ke kantor. Ada beberapa hal yang harus diurus, serta surat-surat penting yang harus difotokopi. Beliau menyuruh Reno untuk mengkopi dokumen tersebut. Karena dokumen tersebut sangat penting, Pak Sudiro sudah mewanti-wanti Reno agar menjaga dokumen tersebut jangan sampai ada satupun yang hilang. Reno segera berangkat untuk mengkopi semua dokumen penting itu. Dan setelah selesai difotokopi, semua dokumen sudah dicek, lengkap. Reno segera kembali ke kantor dan menyerahkan dokumen asli kepada Pak Sudiro. Pak Sudiro sudah menunggu di depan kantor. Setelah menyerahkan dokumen asli, Reno langsung masuk. Tapi tidak lama kemudian, Mas Argo masuk dan memanggil Reno, katanya dokumen Pak Sudiro ada yang hilang. Reno langsung panik. Dokumen kembali dicek, berulang-ulang, bahkan Mas Argo juga ikut menghitung, ternyata memang kurang satu. Reno langsung kembali ke tempat fotokopi dan mencari dokumen tersebut, ternyata tidak ada. Reno menelfon Nola, untuk memastikan lagi apakah memang dokumennya hilang. Akhirnya Nola kembali mengecek dokumen, dan ternyata, dokumen sudah lengkap. Semua orang kaget. Namun tiba-tiba Pak Sudiro berkata, “Saya biasanya selalu mengucap salam kalau masuk sini, tapi tadi lupa, jadi kayaknya ‘dikerjain’. Di sini memang sering begini mas”. Reno dan Nola hanya saling pandang, merinding.

Rasa penasaran kami semakin tak terbendung. Kami ingin menggali informasi lebih banyak lagi dari Mas Argo. Dan akhirnya Mas Argo mulai menguak satu demi satu misteri yang tersimpan di bangunan ini. Ternyata dulu waktu pembangunan gedung ini, saat menggali tanah untuk gudang belakang, ditemukan 4 tulang-belulang bayi. Entah dulunya tempat ini dijadikan praktek aborsi, atau tempat penguburan ilegal, atau apalah kami tidak tahu. Yang jelas, ‘penghuni gaib’ gedung ini tidak hanya satu. Ada cewek yang suka nangkring di sumur belakang, ‘Mbak Cantik’ yang di pantry, lelaki berbadan besar hitam berambut panjang di pohon mangga dekat parkiran belakang, cewek dan keempat anak kecil di pohon sawo ijo depan kantor. Pernah istri penjual bensin depan kantor dibuat pingsan, karena sedang duduk-duduk sendirian di tepi pagar kantor, sewaktu menengok tiba-tiba sudah berjajar 4 anak kecil duduk di sebelahnya. Bahkan pekerja yang sedang membangun gedung di sebelah kantor ada yang mengundurkan diri karena sering melihat ‘Mbak Cantik’ yang nangkring di atas tower air.

Dari situ kami semakin yakin, keanehan-keanehan selama ini bukan paranoid belaka. Dan akhir-akhir ini, kami semakin sering mengalami hal-hal yang tak terduga. Mulai dari hal-hal kecil seperti merasa ada yang meniup telinga, ada yang nyolek-nyolek, ada suara orang berjalan padahal tidak ada orang lain, lampu ruangan yang berkedip-kedip, dan kunci motorku yang hilang entah kemana, sampai semua ikut mencari bahkan hingga ke tempat sampah, tiba-tiba dengan sendirinya kunci motor sudah kembali ke tempat semula.

Bagian 3

Jadwal malam kali ini; Nadya, Tania, Dani. Seperti biasa, kami bekerja di depan komputer sampai jam 9 malam. Tidak ada keanehan, yang aneh adalah sewaktu kami pulang. Karena tidak berani parkir di belakang, kami selalu parkir motor kami di bawah pohon besar depan kantor jika jadwal malam. Sewaktu mau mengambil motor, aku merasakan wangi yang luar biasa, wangiii banget. Tapi entahlah, waktu itu aku sama sekali tidak memikirkan hal-hal yang macam-macam. Hanya dalam batin, “Wangi banget nih, nggak biasanya”, dan semua tahu, pohon sawo ijo itu tidak pernah wangi meski sedang berbunga sekalipun. Ternyata bukan hanya aku yang merasakannya. Dani dari belakang memanggilku, “Kok wangi banget ya, Nad”.
“Iya”.
Dani melihatku. Aku baru menyadari ada sesuatu yang aneh.
“Buruan cabut yuk, Dan”. Kami berdua langsung tancap gas. Kami lupa dengan Tania yang ternyata tidak mencium wangi yang sama. Tania yang tidak merasakan apa-apa hanya bengong.
Tanpa tahu alasan kami meninggalkannya, dia hanya pasrah, “Sial, aku ditinggalin”.

Lagi-lagi aku jadwal malam, bersama Dani dan Bagus. Kebetulan di antara kami bertiga, Dani yang paling penakut. Jadi aku dan Bagus kadang suka banget iseng atau nakut-nakutin Dani. Entah dikagetin, dikunciin pintu, atau dimatiin lampu waktu dia di kamar mandi. Kadang memang aku merasa berdosa, tapi tingkah Dani sewaktu ketakutan tapi bertingkah sok berani itu yang membuat aku dan Bagus semakin terpanggil untuk usil (hahaha… ini serius, aku sebenernya nggak jahat sama kamu kok Dan, maap yaa… :D). Setelah shalat Maghrib, aku dan Bagus berniat ngerjain Dani lagi. Kami pura-pura meninggalkan dia sendirian di mushala. Karena takut, dia langsung lari melewati kami menuju ruangan depan. Aku dan Bagus tertawa, lucu melihat Dani berlari ketakutan dengan sendal yang belum terpasang sempurna di kakinya. Dani sudah duluan sampai di ruangan depan, aku dan Bagus masih tertawa di belakang. Ketika melewati ruangan kosong sebelah kamar mandi, tiba-tiba terdengan suara “Glodakkk!!!”. Aku dan bagus berhenti melangkah (berhenti tertawa juga tentunya), saling pandang sesaat, dan… “hwaaaaa……!!!!!” Kami berdua langsung lari. Sial, niat nakut-nakutin malah ditakut-takutin.

Kejadian suara kardus itu memang serem-serem lucu. Paginyapun Bagus dan Dani mengecek ruangan itu, tidak ada apa-apa. Tidak ada kardus yang jatuh, tidak ada barang yang berserakan, tidak mungkin ada tikus masuk karena memang pintunya sangat rapat, dan tidak mungkin juga cicak bisa menimbulkan suara sekeras itu. Entahlah, masih menjadi misteri. Dan kebetulan, kejadian selanjutnya, lagi-lagi aku yang mengalami.

Hari sabtu, kantor kami libur, kecuali bagi karyawan yang masuk jadwal shift. Jadi tiap Sabtu-Minggu kantor sepi, hanya 2-3 orang yang masuk, atau lebih jika ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Kebetulan aku masuk dengan Gadis dan Randy. Waktu itu aku mau mengambil air minum di pantry. Tiba-tiba ada suara, cewek, dan menurutku suaranya mirip suara Gadis. Aku pikir Gadis mengikutiku untuk mengambil minum juga. Tapi tidak ada siapa-siapa di sana. Bahkan sampai aku melongok ke dalam ruangan depan pantry untuk memastikan tidak ada orang. Aku kembali ke ruangan depan.
“Kamu tadi ke belakang , Dis?”
“Enggak”.
“Kamu manggil aku?”
“Enggak tuh, kenapa sih?”
“Oh, ya udah. Aku tadi denger ada suara cewek, kirain kamu”.
Kami kembali bertugas di depan komputer. Tidak lama kemudian aku mendengar suara lagi. Suara yang sama seperti tadi, dan terdengar dari arah luar. Kali ini lebih jelas dari yang tadi. Aku menoleh keluar. Karena meja Gadis terletak di depanku, aku melihat Gadis juga menoleh keluar.
Gadis melihat ke arahku, “Kamu barusan ngomong nggak, Nad?”
“Enggak, tapi aku juga denger”.
Randy yang dari tadi memakai headset hanya bengong, “Kenapa sih?”
Kami berdua hanya saling tatap. Dan kamipun melanjutkan pekerjaan. Randy bingung, biarin.
Baru beberapa menit, telepon berdering. Awalnya kami sama-sama malas mengangkat telepon. Tapi setelah dua kali berdering tidak ada yang beranjak dari tempat duduk, akhirnya Gadis bangun. Saat mau diangkat di dering ketiga, telepon mati. Gadis duduk lagi. Tidak lama, telepon berdering lagi. Kali ini Gadis langsung bangun tanpa menunggu dering kedua. Namun baru mau diangkat, telepon mati lagi. Kami mulai merasa aneh. Gadis duduk lagi. Tak lama, telepon kembali berdering. Tidak ada yang berdiri. Kami hanya saling pandang, menunggu. Lalu telepon mati. Dan hal itu berulang sampai 4 atau 5 kali. Aku penasaran, akhirnya aku bangun dan aku coba tekan tombol Call Back pada telepon. Tidak terjadi apa-apa. Kami semakin penasaran. Dan telepon berdering lagi. Terulang lagi, dan lagi, dan lagi. Lucu. Kami mulai merinding.

Masih di hari yang sama, beranjak siang, teman yang lain mulai berdatangan. Kebetulan waktu itu kami sedang sibuk mempersiapkan kado untuk pernikahan teman kami. Semua berkumpul di ruangan FO yang berada di paling depan. Hanya Dani yang masih duduk di ruangan GO yang berada di samping ruang FO. Sedang asik mengobrol, tiba-tiba Dani berlari ke ruang FO.
“Nggak lucu ah, ini nggak lucu”.
“Kamu kenapa sih, Dan?” kami semua bingung.
Ternyata tidak ada angin, tidak ada yang menyentuh, tiba-tiba tutup gelas yang masih terpasang rapi di gelasnya, jatuh terlempar dengan sendirinya. Mungkin ‘Mbak Cantik’ pengen ngajakin Dani ngobrol kali…

Pasti tau suara mouse ketika di klik kan? Itu yang Bagus dengar di ruang FO. Bagus, Tania, dan Aprilia yang jadwal shift malam. Dia sedang sendirian, karena Aprilia dan Tania kebetulan sedang ke belakang. Sore menjelang magrib, Bagus mendengar ada suara klik mouse, begitu jelas. Mungkin ‘Mbak Cantik’ juga pengen ngajakin Bagus main… ngakak

Sampai cerita ini ditulis, itu kejadian-kejadian yang kami alami di kantor. Kejadian apa lagi yang akan kami alami? Entahlah, kami tidak pernah tahu. Mungkin kami malah sudah mulai terbiasa dengan keanehan-keanehan di kantor –kecuali bagi yang belum–. Yah, banyak-banyakin berdoa aja lah. Lagian kalau kita nggak jahat sama mereka, Insya Allah mereka juga nggak akan jahatin kita kok… 🙂

Kantor_Biru

Foto itu merupakan tampilan ‘Kantor Biru’. Sebenernya sih nggak sehoror itu juga, tapi kebetulan itu foto yang diambil Mas Bimo waktu Maghrib, hujan deras, dan lampu belakang belum dinyalakan :mrgreen:

8 thoughts on “[Kisah Nyata] Misteri Kantor Biru

    • hahaha… iya nup,kantor kita ituh..
      padahal dulu sama sekali ga ada apa2 ya.haha.. dulu ga ada jadwal malem sih. coba km msh kerja di sini nup,pasti merasakan “hiburan” yang sama..haha.. 😀

      Like

  1. guvdcbiqwghvugbv wvy iwwugvqiufqiwgcqiovyewvqiuvquiggsahgsuyfuycuyevuefyveyfyqwgwqgduigwdwgyugeyfeuyefygqfgqefqegfeifgheocbwvbwewbvyruiwuvh84t36f4gyvduflidsvdo;vdyiurivsuvgd78wtgw7vuig9oewyf9w84y4ty65gfe[grig9rqwg9wq-rgeugwrhwr9guw

    Like

Leave a comment